- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
1. Duke Cacat dan Tunangannya
Dulu pria itu adalah layaknya bintang yang menawan dalam setiap pesta. Salah satu bujangan paling diminati dalam pasar pernikahan. Tapi itu sebelum dia cacat. Sebelum kesialan itu datang. Bagaimana bisa dia menjadi seperti itu? Dia mengalami kecelakaan kereta, lalu seseorang telah mematahkan kakinya dalam kecelakaan itu.
Meski cacat, Damian tetaplah tangkapan besar bagi gadis-gadis bangsawan yang mencari suami. Berkat jasa-jasanya, gelarnya sebagai marquis telah meningkat menjadi Duke. Wilayah yang dia kelola bertambah dan kekuasaannya menjadi lebih kuat. Itu akan menjadi alasan mengapa menikah dengannya terdengar menggiurkan.
Dan seorang gadis di kejauhan itu akan menjadi Nyonya Duchess. Duchess of Ribelon. Istri Damian.
Mengenakan gaun kuning cantiknya, penampilannya memberi kesan hangat. Jika kalian membayangkan, dia serasi dengan padang bunga kuning yang mungil. Atau taman bunga matahari. Rambutnya coklat dan sehat sedangkan bola matanya yang berwarna karamel.
Gadis itu tersenyum pada tamu undangan. Damian pikir dunia seolah ikut tersenyum bersama gadis itu. Adele yang cantik dan lembut berpasangan dengan Duke muda yang cacat, dan duduk di kursi roda. Tapi dia istri Duke yang kaya, jadi apa masalahnya?
Betapa malang nasib gadis itu, dan terus saja tersenyum seperti orang bodoh. Ketika mereka saling memasangkan cincin, pandangan mereka bertemu satu sama lain. Adele seketika menunduk dan Damian dibuat gemas. Dia merasa beruntung, tetapi kasihan di saat bersamaan. Senang sekaligus sedih.
Gadis itu menari di lantai dansa. Dengan ayahnya, dengan teman pria gadis itu. Berdansa dengan pria lainnya. Bahkan keberadaan Damian sama sekali tidak diperlukan. Dia hanya pelengkap atau hiasan bagi tunangannya. Gadis baik yang bersedia bertunangan dengan pria macam dia.
Karena dia hanyalah orang cacat. Salahkan diri sendiri kalau tunangannya begitu enggan melirik ke arahnya. Dia rela selama Adele tidak membencinya karena mereka akan menikah. Segini saja tidak masalah bagi Damian.
Lalu wanita perusak suasana muncul. Agnes Deborah muncul menggandeng lengan pria tampan. Orang-orang mulai berbisik sambil menatap Damian dan Agnes di saat bersamaan.
"Dia mantan kekasih Duke bukan?"
"Oh ya ampuun mengapa dia di sini?"
Tepat sekali. Mengapa wanita itu di sini? Siapa yang mengundangnya? Kening Damian berkerut tak suka, tetapi kemudian dia dikejutkan pada keramah-tamahan tunangannya.
Adele dengan senyum yang sama menyapa Agnes. "Selamat datang di pesta pertunangan saya, Lady Deborah. Saya senang Anda memenuhi undangan saya."
"Tentu saja. Saya penasaran siapa mempelai beruntung yang mendapatkan cinta Damian!"
Agnes tesenyum. Itu pujian tapi entah mengapa juga ejekan. Tetapi haruskah dia berkata demikian ketika dialah yang membuang pria itu? Adele ingat gosip orang-orang bahwa gadis ini mengincar putra mahkota.
Adele tersenyum. "Yah. Saya merasa beruntung bisa bertunangan dengan Tuan Duke. Masa depan saya sebagai calon Duchess pasti cerah bukan?"
Dia balas mengejek Agnes. "Meski kakinya bermasalah, tapi dia masih seorang Duke dan dia kaya. Aku bisa berenang-renang dengan uangnya. Bukankah kau suka uang My Lady?" tanya Adele.
Suasana di sekitar mereka menjadi terlalu tenang. Adele tersenyum lalu mempersilakan Agnes menikmati pesta.
"Rasanya aku tidak sopan kalau terlalu lama menahan Anda. Saya harap Anda bisa menikmati pesta ini." Adele memberi salam sebelum pergi, meskipun dia adalah putri seorang count dan Agnes adalah putri Baron Deborah. Tampaknya Adele terbiasa lebih menghargai orang lain. Tetapi tidak dengan tunangannya sendiri.
Orang-orang menangkap bahwa pertunangan Duke akan hancur segera, ketika Agnes terlihat menghadiri acara itu. Siapa yang tidak tahu gaun seharga 500 ribu koin emas. Jumlah uang yang sangat berlebihan jika alasannya bukan karena mereka sepasang orang yang sedang kasmaran.
Bodoh. Lady Agnes itu hanya mencintai kedudukan dan kekayaan. Belum lagi orang juga mendengar bahwa Duke sebelumnya telah mendekati cucu pahlawan perang yang sangat cantik itu.
"Sepertinya Lady Valensia sudah tidak tertarik pada Tuan Duke," bisik tamu lagi membicarakan Adele.
"Melihat Lady terus mengabaikan Duke bukankah pertunangan ini agak keterlaluan?"
"Entahlah. Kurasa hubungan mereka hanya untuk politik. Tapi bukankah kebanyakan pernikahan bangsawan juga begitu?"
Pernikahan politik, Adele mendengar gosip-gosip dengan sangat baik. Begitu acara pertunangan selesai, dia kembali ke kamarnya tanpa repot-repot menunggu Damian kembali. Dia berasalan pada Nyonya Ribelon, ibunya Damian bahwa dia kurang enak badan.
Dia berjalan menyusuri koridor. Terhenti ketika melihat pemandangan indah taman depan Mansion Ribelon. Ini bukan tempat yang pernah dia bayangkan sekalipun dia pernah begitu menyukai Damian.
Cintanya pupus dengan penolakan pria itu. Harus berapa kali dia terluka demi mencintai pria itu? Tetapi kini dia justru bertunangan dengannya. Adele tersenyum miris pada dirinya sendiri.
"My Lady ..."
Jantung Adele berdenyut nyeri sesaat mendengar suara familiar. Dia menoleh ketika suara besi kursi roda terdengar mendekat. Pria itu sendirian kemari. Dengan sudah payah. Sebenarnya agak sedih melihatnya.
"Kudengar kau sedang tidak enak badan. Jadi aku agak khawatir. Bagaimana kalau kupanggilkan dokter?"
Adele tersenyum lemah. Tetapi dia tidak menatap Damian. "Tidak, terima kasih. Saya baik-baik saja. Justru Anda harus khawatir pada diri Anda sendiri."
Adele berbalik untuk pergi, tetapi Damian menangkap tangan Adele yang dilapisi sarung tangan.
"Tunggu!"
Ketika Adele melihatnya lagi dengan tatapan terganggu, Damian menelan ludah. "Apa kau marah karena Lady Deborah kemari?"
"Saya tidak marah pada tamu saya" jawab Adele. Jelas bahwa Adele sendiri yang mengundang Agnes. Hanya agar hati Damian terusik. Dia ingin melihat Damian menyaksikan gadis jahat yang telah membuang dan memanfaatkan uangnya dengan wajah tanpa dosa.
"Mengapa saya harus marah?"
Damian terdiam. "Tidakkah kau benci karena lady itu alasan aku menolakmu dulu," batinnya. Dia tidak bisa mengatakan dengan percaya diri, sebab dia tahu ketidaksempurnaan dirinya sekarang. Dia seorang Duke. Meski begitu dia hanya pria cacat.
"Atau haruskah saya marah?" tanya Adele tenang dan dingin. Tangan Adele terangkat menyentuh dagu Damian. Tidak ada tatapan penuh damba di sana.
"Tenang saja, saya bertunangan dengan Anda karena saya ingin menjadi Duchess. Itu saja. Jika Anda tidak suka silakan batalkan pertunangan ini. Karena saya akan dengan senang hati menjadi nyonya keluarga lain."
Deg!
Baru sesaat ketika pesta dimulai, ketika dia melihat sisi hangat gadis ini di pesta, sekarang dia dikejutkan oleh sikap dinginnya.
Damian tak bisa menahan Adele lagi begitu mendengar perkataan gadis itu. Dia menghela napas. Tampaknya hubungan pertunangan mereka akan melelahkan.
"Menjadi nyonya keluarga lain katanya?"
Damian tersenyum menyedihkan. Hubungan asmara yang tidak terikat oleh tanggung jawab mungkin bisa putus. Seperti dia dan Agnes. Karena mereka hanya dalam hubungan kencan untuk saling menyenangkan di masa lalu.
Tetapi hubungannya dengan Adele berbeda. Gadis itu tunangannya. Mereka akan menikah. Meski Damian sadar dirinya tidak memperlakukannya dengan baik, dia takkan membiarkan gadis itu menjadi nyonya untuk pria lain. Tidak, meski pria itu sempurna tanpa cacat.
Baca bab berikutnya Bab 2
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar